Selasa, 27 Oktober 2009

Kisah Kemarahan Dan Paku

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah …

Hari pertama anak itu ternyata memakukan 12 paku ke pagar, berarti dia telah 12 kali marah.

Lalu hari berikutnya 8 kali, dan seterusnya secara bertahap jumlah itu berkurang.

Akhirnya dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa telah bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya, sehingga hari itu tak satupun paku ia tancapkan di pagar belakang.

Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu berhasil menahan amarahnya, dan akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya.

Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli berapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Demikian kisah Kemarahan dan Paku ini, semoga bisa memberi manfaat pada kita.

kisah diambil dari: bisnisinvestasicerdas.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar